Pengalaman Pertama Donor Darah

8/19/2015
Hari ini, rabu tanggal 19 agustus 2015 diadakan kegiatan donor darah sukarela dari PMI Kudus. Jika berhasil lolos tes maka ini kali kedua saya melakukan donor darah. Persiapan matang sudah dilakukan mulai dari makan, minum dan istirahat malam yang cukup telah dilakukan. Detik-detik menuju pengambilan darah mengingatkan saya waktu sekitar tiga bulan yang lalu saat pertama mengikuti kegiatan donor darah.

Meski acara donor sukarela sudah sering dilakukan di tempat saya bekerja, namun baru tiga bulan yang lalu saya bisa dan berani mengikutinya. Perasaan takut, grogi dan was-was akan hasil pengujian darah yang nantinya memberitahu kondisi kesehatan terutama penyakit-penyakit yang ada dalam tubuh terus menghantui sampai akhirnya dengan berbagai dorongan dan motivasi dari teman akhirnya berani untuk mengikuti donor darah.

Mengapa mengikuti kegiatan donor darah?

Donor darah yang saya ikuti ini adalah kegiatan donor darah yang bersifat sukarela dan dilakukan secara rutin dalam kurun waktu tertentu. Kegiatan ini menghimpun darah dari pendonor untuk disimpan pada bank darah PMI khususnya PMI kabupaten Kudus. Darah ini kemudian didistribusikan kepada para pasien yang membutuhkan darah seperti pasien yang melakukan operasi.
Kampanye Ayo donor darah
Kampanye Ayo donor darah
sumber: www.donordarahbali.org
Kegiatan donor darah merupakan sesuatu yang baik dan mulia dan itulah yang jadi motivasi utama saya mengapa mengikuti kegiatan donor darah. Saya masih ingat beberapa tahun yang lalu saat beberapa keluarga, teman dan tetangga ada yang membutuhkan darah bahkan ada teman saya waktu itu sampai tidak tertolong karena tidak mendapat donor darah.

Selain membantu sesama, donor darah katanya baik untuk kesehatan terutama regenerasi sel-sel darah merah. Namun saya pribadi belum merasakannya secara langsung atau tepatnya belum terasa, mungkin karena baru pertama kali. Oleh karena itu, pada kesempatan donor yang kedua ini akan coba saya rasakan apa manfaatnya bagi kesehatan saya.

Mengapa dulu saya takut donor darah?

Ada banyak alasan bagi saya untuk tidak mengikuti donor darah waktu itu namun alasan untuk takut terhadap jarum suntik sama sekali bukan alasan utama. Ketakutan terbesar sebetulnya lebih kepada tidak percaya diri misalnya takut ditolak karena tekanan darah rendah, karena penyakitan dan sebagainya. Ketakutan kedua adalah perasaan takut akan hasil uji darah yang nantinya akan mengungkapkan berbagai penyakit yang terpendam dalam tubuh kita seperti hepatitis misalnya.

Berbagai rasa takut tersebut berhasil mencegah saya untuk melakukan donor darah setidaknya sampai tahun 2014 berakhir. Rasa takut yang tidak beralasan berhasil saya atasi satu persatu sehingga akhirnya berani melakukan donor darah sekitar tiga bulan yang lalu. Saya berhasil mengatasi ketakutan pertama dengan menjaga kesehatan dan berserah diri seandainya memang tidak diterima donor karena kondisi fisik tidak sesuai kriteria. Intinya saya tidak menghakimi diri sendiri namun mempercayakan kepada tim medis dari PMI. Hasilnya saya lulus bisa melakukan donor darah untuk pertama kalinya.

Berhasil lolos dari ketakutan pertama, saya masih dibayangi perasaan takut yang kedua yaitu hasil uji darah dari laboratorium PMI. Namun ketakutan ini berhasil diredakan oleh pemikiran bahwa mendeteksi penyakit lebih awal akan lebih baik daripada sudah menjadi akut dan kronis. Jika dideteksi lebih dini maka penyakit akan lebih mudah diobati, begitu kata teman saya yang berhasil meredakan perasaan was-was tersebut.

Penantian ini akhirnya melegakan setelah menerima SMS dari PMI Kudus yang isinya ucapan terima kasih telah melakukan donor darah. Ini artinya darah saya "suci" tanpa penyakit yang membahayakan. Dan mulai sejak itu saya menanti kapan bisa datang kesempatan untuk donor lagi seperti hari ini. Semoga saja darah kami yang diambil pada hari ini, masa lalu dan pada masa-masa yang akan datang bisa bermanfaat untuk sesama. Amin.

Artikel Terkait

EmoticonEmoticon

:)
:(
=(
^_^
:D
=D
=)D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p
:ng